Analisis Utilitas Biaya Pasien Dispepsia BPJS Dan Non-BPJS Kombinasi Obat Antasida Ranitidin dengan Antasida Lansoprazol

Penulis

  • Aas Saadah 4Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640
  • Prih Sarnianto Universitas Pancasila, Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640
  • Hesti Utami R. Universitas Pancasila, Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640
  • Irmin Universitas Pancasila, Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640

DOI:

https://doi.org/10.25311/keskom.Vol8.Iss2.1234

Abstrak

Analisis Utilitas Biaya (AUB) merupakan suatu metode analisis farmakoekonomi yang membandingkan biaya pengobatan dengan kualitas hidup pasien, dispepsia merupakan penyakit kambuhan sehingga membutuhkan kunjungan medis berulang yang akan meningkatkan biaya kesehatan dan mempengaruhi kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemanfaatan biaya dan kualitas hidup pasien yang menggunakan asuransi BPJS dan Non BPJS dengan kombinasi zat aktif antasida ranitidin generik (G1) dengan antasida ranitidin branded generik (B1) dan antasida lansoprazol generik (G2) dengan antasida lansoprazol branded generik (B2). Penelitian dilakukan secara prospektif observasional selama tiga bulan melalui wawancara terstruktur pada pasien dispepsia di Klinik Insani dengan jumlah responden 200 yang dibagi menjadi empat kelompok, responden merupakan pasien dispepsia yang telah berkunjung dan mempunyai riwayat pengobatan dispepsia di Klinik tersebut. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus slovin, analisis kruskal wallis digunakan untuk melihat perbedaan kualitas hidup pasien pada ke empat kelompok setelah itu dilakukan uji lanjutan Mann Whitney serta anaisis Utilitas Biaya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa berdasarkan uji mann withney diperoleh hasil terdapat perbedaan kualitas hidup pada ke empat kelompok dan analisis utilitas biaya yang dihasilkannya dari perbandingan obat generik dan branded generik dengan kombinasi antasida dan ranitidin di peroleh hasil yakni G1 sebesar Rp 3.859 per QALYs dengan B1 sebesar Rp 38.666 per QALYs dengan RIUB Rp 286.242, G2 sebesar Rp 8.605 dengan B2 sebesar Rp 68.788 dengan RIUB Rp 610.439, dengan demikian diperoleh hasil responden berani membayar lebih besar untuk mendapatkan pertambahan kualitas hidup yang lebih baik terhadap penyakit dispepsia di Klinik tersebut.

 

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Mahda, R. (2018). Faktor - faktor yang berhubungan dengan dispepsia pada remaja SMA di Bogor. IPB, Departemen Gizi Masyarakat.

Talley NJ, Vakil NB, Moayyedi P. American gastroenterological association technical review on the evaluation of dyspepsia. Gastroenterology. 2005 Nov;129(5):1756-80. doi: 10.1053/j.gastro.2005.09.020. PMID: 16285971.

Miwa, H., Ghoshal, U. C., Gonlachanvit, S., Gwee, K. A., Ang, T. L., Chang, F. Y., Fock, K. M., Hongo, M., Hou, X., Kachintorn, U., Ke, M., Lai, K. H., Lee, K. J., Lu, C. L., Mahadeva, S., Miura, S., Park, H., Rhee, P. L., Sugano, K., Vilaichone, R. K., … Bak, Y. T. (2012). Asian consensus report on functional dyspepsia. Journal of neurogastroenterology and motility, 18(2), 150–168. https://doi.org/10.5056/jnm.2012.18.2.150

Lacy BE, Talley NJ, Camilleri M. Functional dyspepsia: time to change clinical trial design? The American Journal of Gastroenterology. 2010 Dec;105(12):2525-2529. DOI: 10.1038/ajg.2010.266. PMID: 21131922.

Kementeriaan Kesehatan .2007. Pusat data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia tahun 2006.Depkes RI : Jakarta

Kementeriaan Kesehatan .2012. Pusat data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia tahun 2011.Depkes RI : Jakarta

Omega , A. (2010). Prevalensi dispepsia pada pasien dewasa di RSCM Jakarta pada tahun 2010 dan faktor – faktor yang berhubungan. Jakarta, Universitas Indonesia.

Hanifah, S. (2019). 8 Penyakit ini bikin anggaran BBPJS Jebol. Retrieved from https://www.merdeka.com/uang/8-penyakit-ini-bikin-anggaran-bpjs-kesehatan-jebol.html diakses 12 Desember 2019.

Dyah, A. (2010). Dasar - dasar farmakoepidemiologi. Yogyakarta, Imperium.

Khoiriyah, S.D. (2018). Review Artikel: Kajian Farmakoekonomi Yang Mendasari Pemilihan Pengobatan Di Indonesia. Farmaka, 16(3), 134-145. DOI : https://doi.org/10.24198/jf.v16i3.17435

Babaeian M, Naseri M, Kamalinejad M, Ghaffari F, Emadi F, Feizi A, Hosseini Yekta N, Adibi P. Herbal Remedies for Functional Dyspepsia and Traditional Iranian Medicine Perspective. Iran Red Crescent Med J. 2015 Nov 7;17(11):e20741. doi: 10.5812/ircmj.20741. PMID: 26734483; PMCID: PMC4698144.

Talley NJ, Vakil N; Practice Parameters Committee of the American College of Gastroenterology. Guidelines for the management of dyspepsia. Am J Gastroenterol. 2005 Oct;100(10):2324-37. doi: 10.1111/j.1572-0241.2005.00225.x. PMID: 16181387.

Irawan,D,2007.Stress dan Reaksi Tubuh. http://www.ahlinyalambung.com

Sugiyarto OK, Probosuseno, Sari IP. (2014). Perbandingan Kualitas Hidup Pasien Dispepsia yang Menggunakan anprazol dengan Injeksi Raniditin. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi, 4(3), 180-184. https://doi.org/10.22146/jmpf.285

Silviarizka RF, Sholihat NK, Pratiwi H. (2019). Analisis Efektifitas Biaya Penggunaan Omeprazol vs Raniditin sebagai Profilaksis Tekanan User di ICU RSUD Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Acta Pharm Indo, 7(2), 80-89. DOI. 10.5281/zenodo.3707607

Aini, N. (2019). Pola Penggunaan Obat Pada Pasien Dispepsia Rawat Inap di RSUD AEK Kanopan Kab. Labuhan Batu Utara. Medan, Universitas Sumatra Utara.

Syahputra F. (2012). Perbandingan Lanprazol dan Raniditin dalam Pengobatan Dispepsia Fungsional pada Remaja. Medan, Universitas Sumatra Utara.

Sholihah NA, Oetari, Sunarti. (2019). fektivitas Biaya Penggunaan Lanprazole Dan Ranitidin Pada Pasien Gastritis. VIVA MEDIKA: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan , 12(1), 86-96. DOI: https://doi.org/10.35960/vm.v12i01

Hutahaehan AV, Citraningtyas G, Wewengkang DS. (2019). Analisis Efektivitas Biaya Pada Pasien Gastritis Rawat Inap Di Rumah Sakit Bhayangkari Manado. PHARMACON, 8(4), 767-773. DOI: https://doi.org/10.35799/pha.8.2019.29351

Herman, Lau, SHA. (2020). Faktor Resiko Kejadian Disepsia. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 9(2), 1094-4563. DOI 10.35816/jiskh.v10i2.471

Unduhan

Telah diserahkan

2022-05-19

diterima

2022-06-23

Diterbitkan

2022-08-31

Cara Mengutip

1.
Saadah A, Sarnianto P, Utami R. H, Irmin. Analisis Utilitas Biaya Pasien Dispepsia BPJS Dan Non-BPJS Kombinasi Obat Antasida Ranitidin dengan Antasida Lansoprazol. J Keskom [Internet]. 31 Agustus 2022 [dikutip 22 Juli 2024];8(2):352-61. Tersedia pada: https://jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom/article/view/1234