Perbedaan Kadar Hepsidin pada Remaja Putri Anemia dan Non Anemia

Penulis

  • Putri Engla Pasalina Universitas Baiturrahmah
  • Nirmala Sari Universitas Baiturrahmah
  • Hendri Devita Universitas Baiturrahmah

DOI:

https://doi.org/10.25311/keskom.Vol10.Iss3.2090

Abstrak

Anemia dialami oleh 32 % remaja Indonesia, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Jika anemia pada masa remaja tidak teratasi maka akan berkembang menjadi anemia kehamilan yang berdampak pada outcome ibu dan bayi baru lahir bahkan meningkatkan risiko stunting. Hepsidin adalah hormon kunci yang mengatur homeostasis besi sistemik sebelum besi didistribusikan dan disimpan sebagai cadangan (ferritin). Pengukuran hepsidin mampu membedakan Anemia Penyakit Kronis dan Anemia Defisiensi Besi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kadar hepcidin antara remaja putri anemia dan non anemia. Penelitian ini berjenis observasional analitik dengan pendekatan komparatif cross sectional. Sampel yang diteliti adalah mahasiswi usia remaja akhir di Universitas Baiturrahmah Padang. Kriteria inklusi: tidak merokok, tidak ada riwayat hemogobinopati, tidak ada riwayat penyakit ginjal, tidak ada riwayat diabetes melitus. Sampel berjumlah 36 orang diambil dengan teknik sekuensial sampling, terdiri dari 18 sampel anemia dan 18 sampel non anemia. Kadar hepsidin merupakan kadar yang diperoleh dari hasil pengukuran serum hepcidin-25 responden yang diukur dengan metode Enzyme-Linked Immunosorbent Assays (ELISA). Uji statistik yang digunakan adalah uji Mann Whitney karena data tidak berdistribusi normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar hepsidin pada kelompok anemia lebih rendah dibandingkan dengan kadar hepsidin pada kelompok non anemia (0,43±0,1 ng/ml vs 0,4,6±0,09 ng/ml. Namun secara statistik Hasil uji menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kadar hepsidin pada kelompok anemia dan kelompok tidak anemia (p=0,43). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kadar hepsidin dengan anemia pada remaja putri. Disarankan agar dilakukan pengembangan penelitian mengenai hepsidin dan biomarker lainnya yang mempengaruhi kerja hepsidin serta perlunya pertimbangan pemeriksaan hepsidin dalam mendiagnosis anemia.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

1. Nurlaela Sari D, Mulyani Y, Ariani A. Dampak Pemberian Es Krim Buah Bit dan Jambu Biji Merah terhadap Kadar Haemoglobin Remaja Putri. J Kesehat komunitas (Journal community Heal. 2024;10(1):126–32.

2. Kemenkes. Hasil Utama Riset Kesehata Dasar (RISKESDAS) Tahun 2018 [Internet]. 2018. p. 1–200. Available from: http://arxiv.org/abs/1011.1669%0Ahttp://dx.doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201%0Ahttp://stacks.iop.org/1751-8121/44/i=8/a=085201?key=crossref.abc74c979a75846b3de48a5587bf708f

3. WHO. Anaemia Policy Brief. 2014; Available from: http://www.who.int//iris/bitstream/10665/148556/1/WHO_NMH_NHD_14.4_eng.pdf

4. Aningsih TW, Fatah MZ. Literature Review : Hubungan Persepsi terhadap Konsumsi Tablet Tambah Darah Remaja Putri. 2024;7:230–3.

5. Kumalasari D, Kameliawati F, Mukhlis H, Krisatanti DA. Pola Menstruasi dengan Kejaidan Anemia pada Remaja. Wellness Heal Mag [Internet]. 2019;1(2):187–92. Available from: https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/v1i218wh

6. Khobibah K, Nurhidayati T, Ruspita M, Astyandini B. Anemia Remaja Dan Kesehatan Reproduksi. J Pengabdi Masy Kebidanan. 2021;3(2):11.

7. Pasalina PE, Ihsan HF, Devita H, Pasalina PE, Ihsan HF, Devita H, et al. Hubungan Riwayat Anemia Kehamilan dengan Kejadian Stunting pada Balita Relationship Between a History of Pregnancy Anemia and The Incidence of Stunting in Toddlers. 2023;12(2):267–71.

8. Bansal A, Sharma AK, Sharma S, Sujatha R. Iron Deficiency Anaemia in Women of Reproductive Age Group Attending a Tertiary Care Hospital. Indian J Sci Res. 2016;7(1):109–13.

9. Yunanci S, Risma R, Masrif M, Mulianingsih M. A Literature Review of the Relation Between Iron Deficiency Anaemia, Physical Activity and Cognitive Function in Adolescent Girls. Scr Medica (Banja Luka). 2023;54(4):405–12.

10. Zainury MI, Dasuki MS, Basuki SW. ANEMIA IN PREGNANT WOMEN AND MOTHERS EDUCATION LEVEL AS RISK FACTOR FOR STUNTING IN CHILDREN AGED 24-59 MONTHS IBU SEBAGAI FAKTOR RISIKO STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN.

11. Kwapisz J, Slomka A, Zekanowska E. Hepcidin and Its Role in Iron Homeostasis. Ejifcc [Internet]. 2009;20(2):124–8. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27683336%0Ahttp://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=PMC4975279

12. Parajes S, González-Quintela A, Campos J, Quinteiro C, Domínguez F, Loidi L. Genetic study of the hepcidin gene (HAMP) promoter and functional analysis of the c.-582A > G variant. BMC Genet [Internet]. 2010;11(1):110. Available from: http://www.biomedcentral.com/1471-2156/11/110

13. Rishi G, Wallace DF, Subramaniam VN. Hepcidin: Regulation of the master iron regulator. Biosci Rep. 2015;35:1–12.

14. Naigamwalla DZ, Webb JA, Giger U. Review Article Iron deficiency anemia. Cvj. 2012;53(MARCH):250–6.

15. Manolov V, Marinov B, Velizarova M, Atanasova B, Vasilev V, Tzatchev K, et al. Anemia in pregnancy and serum hepcidin levels. Int J Adv resrarch. 2015;3(1):758–61.

16. Pasricha SR, McQuilten Z, Westerman M, Keller A, Nemeth E, Ganz T, et al. Serum hepcidin as a diagnostic test of iron deficiency in premenopausal female blood donors. Haematologica. 2011;96(8):1099–105.

17. Pasricha SR, Lim PJ, Duarte TL, Casu C, Oosterhuis D, Mleczko-Sanecka K, et al. Hepcidin is regulated by promoter-associated histone acetylation and HDAC3. Nat Commun [Internet]. 2017;8(1). Available from: http://dx.doi.org/10.1038/s41467-017-00500-z

18. Pagani A, Nai A, Silvestri L, Camaschella C. Hepcidin and Anemia: A Tight Relationship. Front Physiol. 2019;10(October):1–7.

19. Kanuri G, Chichula D, Sawhney R, Kuriakose K, De’Souza S, Pais F, et al. Optimizing diagnostic biomarkers of iron deficiency anemia in community-dwelling indian women and preschool children. Haematologica. 2018;103(12):1991–6.

20. Ilkovska B, Kotevska B, Trifunov G, Kanazirev B. Serum hepcidin reference range, gender differences, menopausal dependence and biochemical correlates in healthy subjects. J IMAB - Annu Proceeding (Scientific Pap. 2016;22(2):1127–31.

21. Zaman B, Rasool S, Jasim S, Abdulah D. Hepcidin as a diagnostic biomarker of iron deficiency anemia during pregnancy. J Matern Neonatal Med [Internet]. 2019;0(0):1–9. Available from: https://doi.org/10.1080/14767058.2019.1635112

22. Cairo RC de A, Silva LR, Bustani NC, Marques CDF. Anemia por deficiencia de hierro en adolescentes; una revision de la literatura. Nutr Hosp. 2014;29(6):1240–9.

23. Wibowo N, Rima I, Rabbania H. Anemia Defisiensi Besi Pada Kehamilan [Internet]. 2021. 411–415 p. Available from: https://www.pogi.or.id/wp-content/uploads/download-manager-files/Anemia Defisiensi Besi Pada Kehamilan.pdf

24. Bah A, Pasricha SR, Jallow MW, Sise EA, Wegmuller R, Armitage AE, et al. Serum hepcidin concentrations decline during pregnancy and may identify iron deficiency: Analysis of a longitudinal pregnancy cohort in the Gambia. J Nutr. 2017;147(6):1131–7.

25. Rahman RA, Fajar NA. Analisis Faktor Risiko Kejadian Anemia pada Remaja Putri: Literatur Review. J Kesehat komunitas (Journal community Heal. 2024;10(1):133–40.

26. Ikhtiyaruddin I, Alamsyah A, Mitra M, Setyaningsih A. Determinan Kejadian Anemia pada siswi Di SMAN 1 Teluk Belengkong Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2019. J Kesehat Komunitas. 2020;6(1):56–62.

27. Adilah LH, Syafiq A, Sukoso S. Correlation of Anemia in Pregnant Women with Stunting Incidence: A Review. Indones J Multidiscip Sci. 2023;2(9):3155–69.

Unduhan

Telah diserahkan

2024-11-07

diterima

2024-11-28

Diterbitkan

2025-01-07

Cara Mengutip

1.
Pasalina PE, Sari N, Devita H. Perbedaan Kadar Hepsidin pada Remaja Putri Anemia dan Non Anemia . J Keskom [Internet]. 7 Januari 2025 [dikutip 16 Januari 2025];10(3):555-62. Tersedia pada: https://jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom/article/view/2090