Determinan Respon Keluarga Penderita Gangguan Jiwa Unit Rawat Jalan di Rumah Sakit Jiwa
DETERMINAN RESPON KELUARGA PENDERITA GANGGUAN JIWA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA
DOI:
https://doi.org/10.25311/keskom.Vol5.Iss2.363Kata Kunci:
respon keluarga, pengetahuan, struktur keluarga, system pendukung dan sumber daya keluarga.Abstrak
Penderita gangguan jiwa sering mendapatkan stigma dan diskriminasi yang lebih besar dari masyarakat disekitarnya dibandingkan individu yang menderita penyakit medis lainnya. Tidak hanya menimbulkan konsekuensi negatif terhadap penderitanya tetapi juga bagi anggota keluarga, meliputi sikap penolakan, penyangkalan, dan disisihkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan respon keluarga penderita gangguan jiwa.
Jenis penelitian ini adalah analitik observasional menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 43 responden. Sampel ditentukan menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan questioner dan diuji dengan rumus statistic chi square (X2).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan lemah antara pengetahuan dengan respon keluarga penderita gangguan jiwa rawat jalan (X2hit = 7,467, phi = 0,477), ada hubungan sedang antara struktur keluarga dengan respon keluarga penderita gangguan jiwa rawat jalan (X2hit = 10,356, phi = 0,557), ada hubungan kuat antara sistem pendukung dengan respon keluarga penderita gangguan jiwa rawat jalan (X2hit = 16,320, phi = 0,675), Ada hubungan kuat antara sumber daya keluarga dengan respon keluarga penderita gangguan jiwa rawat jalan (X2hit = 10,689, phi = 0,557).
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa responden keluarga terhadap penderita gangguan jiwa berhubungan dengan pengetahuan, struktur keluarga, system pendukung dan sumber daya keluarga.
Unduhan
Referensi
Depkes RI, 1994. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa Di Indonesia III. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Depkes. 2007. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 2007, Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes RI. Jakarta.
Dewayani, et.al. “Perceived Peer Social Support dan Psychological Distress Mahasiswa Universitas Indonesiaâ€. Makara Sosial Humaniora, Vol.15, No.2, Desember 2011: 86-93. http://journal.ui.ac.id/index.php /humanities/article/viewFile/13 03/1192. Di akses pada tanggal 15 Januari 2018.
Fahanani, FG. 2010.“Hubungan Pengetahuan tentang Gangguan Jiwa dengan Dukungan Keluarga yang Mempunyai Anggota KeluargaSkizofreniaâ€.Skripsi.ht tp://etd.eprints.ums.ac.id/9479/ 2/J21006039.pdf. Di akses pada tanggal 3 Januari 2018.
Hawari, D. 2009. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Idwar. 2009. “Perilaku Masyarakat dalam Penanganan Gangguan Jiwa di kota Langsa Propinsi Nanggroe Aceh Darussalamâ€. Tesis. http://repository usu.ac.id/handle/123456789/2 807. Di akses pada tanggal 5 Januari 2018.
Li Yu Song, et.al. 2005. “Community Attitude Toward The Mentally III: The Result A National
Lueckenotte, A.G. (2000). Gerontologic Nursing. (2nd ed.). Missouri : Mosby.
Survey of the Taiwanese Populationâ€. International Journal Of Social Psychiatry, vol.51 (2) 174-188. http://isp.sagepub.com/content /51/2/162.short. Di akses pada tanggal 16 Januari 2018.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Ed.Rev. Jakarta : Rineka Cipta.
Priyanto.2007.http://ebookdatabase. net/apakah-gangguan-jiwa-itu- 59070351. Diakses pada tanggal 10 Januari 2018.
Salahuddin, M. 2009. “Peran Keluarga Terhadap Proses Penyembuhan Pasien Gangguan Jiwaâ€. Skripsi. http://lib.uinmalang. ac.id/thesis/fullchapter /04410102-muhammadsalahuddin. ps. Diakses pada tanggal 21 Januari 2018.
Setiawati, EM. 2012. “Studi Kualitatif tentang Sikap Keluarga terhadap Pasien Gangguan Jiwa di wilayah Kecamatan Sukoharjoâ€.Skripsi.http://etd.ep rints.ums.ac.id/20213/15/02._ Naskah_Publikasi.pdf. Di akses pada tanggal 16 Januari 2018.
Smith, A & Casswell, C. (2010). Stigma and Mental Illness : Investigating Attitudes of Mental Health and Non-Mental Health Professionals and Trainees, Journal of Humanistic Counselling, Education and Development, vol. 49, no. 2
Suliswati. 2005. Konsep dasar keperawatan jiwa. Jakarta : EGC.
Syaharia, AR. 2008. “Stigma Gangguan Jiwa Perspektif Kesehatan Mental Islamâ€. Skripsi. http://digilib.uinsuka. ac.id/1708/. Di akses pada tanggal 13 Januari 2018.
Tarjum. 2004. Keluarga dan Penderita Gangguan Jiwa. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Notosoedirdjo & Latipun. (2005). Kesehatan Mental, Konsep dan Penerapan. Jakarta: EGC
Vijay, Chandra, 2005. Cara Pencegahan dan Pengobatan Gangguan Jiwa. http://www.BaliPost.co.id. 3 Agustus 2005. Diakses 20 Januari 2018
Wawan. A. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.
Wolff, et. al. (2011). “Community knowledge of mental illness and reaction to mentally ill peopleâ€. The British Journal of Psychiatri http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pu bmed/8837909. Di akses pada tanggal 30 Januari 2018.
Yosep, I. 2007. Mencegah Gangguan Jiwa Mulai Dari Keluarga. http://ebookbrowse.com/menc egah-gangguan-jiwa-mulaidari- keluarga-kita-pdfd14398638. Di akses pada tanggal 21 Januari 2018
Yosep, I. 2010. Keperawatan Jiwa, Ed.Revisi. Cet. Ke-3. Bandung : PT. Refika Aditama.
Unduhan
Telah diserahkan
diterima
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Copyright @2017. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/) which permits unrestricted non-commercial used, distribution and reproduction in any medium