Prevalensi Kejadian dan Pola Pengobatan Tuberkulosis pada Pasien HIV/AIDS di RSUD Kota Bandung
Tuberkulosis pada Pasien HIV/AIDS
DOI:
https://doi.org/10.25311/keskom.Vol5.Iss3.417Kata Kunci:
HIV, opportunistic infection, tuberculosisAbstrak
HIV menyebabkan penurunan kekebalan tubuh sehingga pasien mudah terkena infeksi oportunistik seperti Tuberkulosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kejadian, gambaran pasien, pola pengobatan dan capaian terapi penyakit Tuberkulosis pada pasien HIV/AIDS yang melakukan pengobatan di Poli DOTS dan Poli VCT di RSUD Kota Bandung.Data dikumpulkan secara retrospektif dengan pendekatan cross sectional menggunakan data sekunder berupa Form TB-01 dan Formulir Ikhtisar Perawatan HIV dan Terapi Antiretroviral tehitung tanggal 1 Januari 2016 hingga 31 Desember 2018. Dari 668 kejadian TB, 25 diantaranya merupakan pengidap HIV/AIDS. Faktor resiko terbanyak adalah Homoseksual (60%). ART terbanyak adalah kombinasi Tenofovir, Lamivudin dan Efavirenz. 4% mengalami alergi obat. Riwayat pengobatan tebanyak adalah kasus TB baru (92%) Jenis TB terbanyak adalah TB paru (56%). Penggunaan OAT terbanyak adalah kategori I (92%) dan 60% dinyatakan menjalani pengobatan lengkap.
Unduhan
Referensi
2. Green, C. W. (2009). Seri Buku Kecil HIV dan TB. Jakarta: Yayasan Spiritia.
3. Hardiko, Wahyuningsih, N. E., & Adi, M. S. (2015). Studi Epidemiologi Kejadian Tuberkulosis Paru pada Pasien Hiv di Kabupaten Wonosobo Tahun 2014. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia , 14 (1), 27-34.
4. Kementrian Kesehatan RI (2018). Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
5. Kementrian Kesehatan RI (2014). Infodatin : Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI - Situasi dan Analisis HIV/AIDS. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
6. Kementrian Kesehatan RI (2018). Infodatin : Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI - Tuberkulosis. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
7. Kementrian Kesehatan RI (2014). Infodatin : Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
8. Kementrian Kesehatan RI (2011). Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
9. Kementrian Kesehatan RI (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 87 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengobatan Antiretroviral. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
10. Kementrian Kesehatan RI (2015). Petunjuk Pengisian Format Pencatatan dan Pelaporan Pasien HIV/AIDS. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
11. Kementrian Kesehatan RI (2016). Program Pengendalian HIV AIDS dan PIMS. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
12. Lisiana, N., Karsana, A. A., & Noviyani, R. (2011). Studi Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis pada Pasien TB-HIV di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2009. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan , 14 (1), 99-107.
13. Munir, S. M., Nawas, A., & Soetoyo, D. K. (2010). Pengamatan Pasien Tuberkulosis Paru dengan Multidrug Resistant (TB-MDR) di Poliklinik Paru RSUP Persahabatan. Jurnal Repiratori Indonesia , 92-104.
14. Murni, S., Green, C. W., Djauzi, S., Setiyanto, A., & Okta, S. (2009). Hidup dengan HIV/AIDS. Jakarta: Yayasan Spiritia.
15. Pemerintah Republik Indonesia. (2011). Undang-Undang No. 24 Tahun 201 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.
16. Permitasari, D. A. (2012). Faktor Resiko Terjadinya Koinfeksi Tuberkulosis pada Pasien HIV/AIDS di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro.
17. Purwaningsih, S. S., & Widyatun. (2008, 3 2). Perkembangan HIV dan AIDS di Indonesia : Tinjauan Sosio Demografis. Jurnal Kependudukan Indonesia , 3(2), 75-95.
18. Sukandar, E. Y., Andrajati, R., Sigit, J. I., Adnyana, I. K., Setiadi, A. P., & Kusnandar. (2008). ISO Farmakoterapi. Jakarta Barat: PT. ISFI Penerbitan.
19. Sundari, E. (2010). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Obat Batuk Bebas di Masyarakat Kabupaten Lampung Utara Provinsi Lampung. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
20. Syahrini, H. (2008). Tuberkulosis Paru Resistensi Ganda. Universitas Sumatra Utara: Medan.
21. Trihono, P. P., Windiastuti, E., Gayatri, P., Sekartini, R., Indawati, W., & Idris, N. S. (2012). Kegawatan pada Bayi dan Anak. Depok: Universitas Indonesia.
22. WHO. (2003). Entry Points to Antiretroviral Treatment. New York: World Health Organization.
23. Yayasan Spiritia. (2008). Infeksi Oportunistik. Jakarta: Yayasan Spiritia.
Unduhan
Telah diserahkan
diterima
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Copyright @2017. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/) which permits unrestricted non-commercial used, distribution and reproduction in any medium