Risk Factors for Lung Tuberculosis Occurrence in the Work Area of ​​the Rumbai Puskesmas in the Rumbai Coastal District in 2019

Lung tuberculosis

Authors

  • Nisaulhusna Nisa Ul husna a:1:{s:5:"en_US";s:26:"STIKes Hang Tuah Pekanbaru";}
  • Suharmadji Suharmadji STIKes Hang Tuah Pekanbaru
  • Wulan Sari STIKes Hang Tuah Pekanbaru
  • Agus Alamsyah STIKes Hang Tuah Pekanbaru
  • Zulmeriza Rasyid STIKes Hang Tuah Pekanbaru

DOI:

https://doi.org/10.25311/keskom.Vol6.Iss2.410

Keywords:

lung tuberculosis, Risk Factors

Abstract

Tuberculosis (pulmonary TB) is an infectious disease caused by Mycobacterium Tuberculosis, which can attack the lungs and other organs. Rumbai Community Health Center in Rumbai Coastal District has experienced an increase in lung tuberculosis cases each year with the number in 2018-2019 there were 78 cases (35.8%). The purpose of this study was to determine the risk factors for nutritional status, behavior, contact history, and occupancy density for the incidence of pulmonary tuberculosis. This type of research uses obsevational quantitative methods with case control design. The location of the study was conducted in the Work Area of ​​the Rumbai Puskesmas in the Rumbai Coastal District in June-July 2019. The population of this study were some patients with pulmonary tuberculosis and non-pulmonary tuberculosis patients who were registered in the medical records of the Rumbai health center. Respondents in this study were 90 respondents conducted by interview and observation to 45 respondents of pulmonary tuberculosis cases and 45 control respondents who were not patients with pulmonary tuberculosis were selected using systematic random sampling technique. Data collection using questionnaires and cross checks. The analysis used was univariate and bivariate analysis with chi-square test with a confidence level of 95%. The results showed that nutritional status (p-value = 0,000, OR = 25,107 CI 95% = 8,268 - 76,245), contact history (p-value = 0,000, OR = 13,000 CI 95% = 4,505 - 37,510) and behavior (p- value = 0.009, OR = 3.532 CI 95% = 1.440 - 8.665) is a risk factor for the incidence of pulmonary tuberculosis. It is recommended to health centers to increase information related to prevention of the occurrence of pulmonary tuberculosis and conduct active surveillance to break the chain of transmission of pulmonary tuberculosis

Downloads

Download data is not yet available.

References

Achmadi, U.F., 2010. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah, Jakarta : Universitas Indonesia.
Agus, S.B., & Maria, T. 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Tuberculosis BTA Positif Pada Pasien Rawat Jalan di Uptd Puskesmas Wonosobo Kabupaten Tanggamus. Jurnal analis kesehatan. Volume 5, No. 2 September.
Arafah, E.H.,2015. Analisis Faktor Kejadian Tuberkulosis Paru Di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo.
Budiman, A. R. 2013. Pengetahuan dan sikap dalam penelitian Kesehatan.Jakarta : Salemba Medika.
Burhanudin, Arif. 2014. Faktor Risiko Tuberkulosis Paru Anak dan Sebaran Spasial di Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah. Semarang. Skripsi.
Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis cetakan kedua. Jakarta,2011.
Dian, N.K, & C., W. 2013. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Perilaku Pencegahan Penularan Tb Pada Penderita Tb Paru di Poli Paru Rumah Sakit Prof. Dr.Sulianti Saroso. The Indonesian Journal of Infectious Disease.
Djojodibroto, D., 2017. Respirologi (Respiratory Medicine). Edisi 2, Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Dwi, S., D, & Andi. S., M. 2018. Higiene. Risiko Kejadian TB Paru di Wilayah kerja Puskesmas Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep. Volume 4, No. 2, Mei-Agustus
Evin, K. & Lilis, S. 2017. Analisis Mycobacterium Tuberculosis dan Kondisi Fisik Rumah dengan Kejadian Tuberculosis Paru. Jurnal berkala epidemiologi. Volume 5 Nomor 2, Mei, hlm. 152-162.
Fatimah, S. 2008. Faktor Kesehatan Lingkungan Rumah yang Berhubungan dengan Kejadian TB Paru di Kabupaten Cilacap. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.
Feny. W., Rochmawati 2013. Faktor Risiko Kejadian Tuberculosis Paru di Pelayanan Kesehatan (UPK) Puskesmas Perum 2 Pontianak.
Fitriani, E. 2012. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Tuberculosis Paru . Unnes Journal of Public Health. Fakultas Ilmu Keolahragaan UJPH 2 (1) (2013). Universitas Negri Semarang, Indonesia 2013.
Fariz, Muaz. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Tuberculosis Paru Basil Tahan Asam Positif di Puskesmas Wilayah Kecamatan Serang Kota Serang.
Futri, W., 2018. Hubungan Karakteristik Individu dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Malintang Kecamatan Bukit Malintang Kabupaten Mandailing Natal.
Irnawati,Ni Made, 2016. Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat pada Penderita Tuberkulosis di Puskesmas Motoboi Kecil Kota Kotamobagu. Volume 4. Nomor 1.
Jawetz, E, J.L. Melnick, E.A. Adelberg., 2013. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 25. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta : Kemenkes RI.
Jumriana, S. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Tuberculosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Maccini Sawah Kota Makassar.
Kemenkes, 2018. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018.
Kemenkes, 2016. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis dan Standar Internasional Untuk Pelayanan Tuberkulosis.
Laily,. W. D., & Diana R. 2015. Karakteristik Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Tuminting Manado. Volume 3 Nomor 1.
Maksalmina., Z. 2013. Faktor-faktor yang menyebabkan kejadia TB (Tuberkulosis) Paru pada laki-laki di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Skripsi : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Pekangan Pekalongan.
Maqfirah. 2017. Faktor risiko kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep
Muh. Yusran,. Y . 2018. Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian TB Paru di Wilayah Pesisir Kecamatan Tallo Kota Makassar (Wilayah Kerja Puskesmas Rappokalling).
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nurwitasari, A., & Wahyuni C. U. 2015. Pengaruh Status Gizi dan Riwayat Kontak Terhadap Kejadian Tuberculosis Anak Dikabupaten Jember. Jurnal Berkala Epidemiologi Vol. 3(2) 201:158-159.
Oktavia et al. 2016. Analisis Faktor Risiko Kejadian TB Paru di Wilayah kerja Puskesmas Mertapati Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Juli, 7(2):124-138.
Permenkes (2016). Peraturan mentri kesehatan republic indonesia no 67 tahun 2016 tentang penanggulangan tuberculosis. Diakses tanggal 10 februari 2018 pukul 20.00 WIB.http://hukor.kemenkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No.67_ttg_Penanggulangan_Tuberculosis_pdf.
Pertiwi., RN. Wuryanto., M., & Suti ningsih., D. 2012. Hubungan antara Karakteristik Individu, Praktik Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Tuberculosis di Kecamatan Semarang Utara Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 1, No.2.
Putra., NR. 2011. Hubungan Perilaku dan Kondisi Sanitasi Rumah dengan Kejadian Tuberculosis Paru di Kota Solok Tahun 2011. Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Putri, K. S., 2018. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Tentang Tuberculosis dengan Kejadian Tuberculosis Di Pekalongan.
Rab, T., 2010. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta. Trans Info Media.
Retno., A. & Sustini Florentina. 2016. Hubungan Perilaku Penderita dengan Kejadian Tuberculosis di Wilayah Kerja Puskesmas Jagir Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya. Vol 23 No. 4, Des 2016, 172-181
Sri Endah R, Rohani L. 2015. Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Penderita Tb Paru Dalam Mencegah Kontak Serumah Di Puskesmas Bagansia piapi Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. JOM FK Vol.2 No.2 Okt.
Sejati , A. M. 2015. Hubungan Antara Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberculosis Paru.
Supriyo., & Ahmad,. B dkk. 2017. Pengaruh Perilaku dan Status Gizi terhadap Kejadian TB Paru Di Kota Pekalongan.
Tim Program TB St. Carolus. 2017. Tuberculosis Bisa Disembuhkan. Jakarta : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia). ISBN: 978-602-424-337-1
Wahyuni, Futri. 2018. Hubungan Karakteristik Individu dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Malintang Kecamatan Bukit Malintang Kabupaten Mandailing Natal.
World Health Organization (WHO)., Global Tuberculosis Report 2017. (Elektronik). Diakses media30 September 2017 (http://www.who.int/tb/publications/global.report/gtbr2017maintext.pdf)
Yan,. H. S. 2017. Hubungan Antara Merokok Dengan Kejadian Tb Paru Di Medan.
Yustika,. A, H. 2018. Faktor Risiko yang Mempengaruhi Tuberculosis Paru di Rumah Sakit Umum DR. Pirngadi Medan. Jurnal ilmiah kohesi. Vol. 2 No. 1 Februari.

Submitted

2019-08-26

Accepted

2020-09-24

Published

2020-10-02

How to Cite

1.
Nisa Ul husna N, Suharmadji S, Sari W, Alamsyah A, Rasyid Z. Risk Factors for Lung Tuberculosis Occurrence in the Work Area of ​​the Rumbai Puskesmas in the Rumbai Coastal District in 2019: Lung tuberculosis. J Keskom [Internet]. 2020 Oct. 2 [cited 2024 Mar. 29];6(2):211-7. Available from: https://jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom/article/view/410

Most read articles by the same author(s)

<< < 1 2